ORBITAL DAN
PERANANNYA DALAM IKATAN KOVALEN II
A.
Orbital hibrida dari nitrogen dan oksigen
Orbital merupakan lintasan berbentuk
melingkar dengan jari-jari tertentu yang menyatakan suatu daerah dalam ruang
dengan peluang terbesar untuk menemukan elektron, ada yang berbentuk bola,
balon terpilin ataupun bentuk-bentuk lainnya. Sedangkan hibridisasi merupakan
peleburan orbital-orbital dari tingkat energy yang berbeda menjadi
orbital-orbital yang energinya setingkat. Orbital hibrida merupakan hasil dari
hibridisasi yang telah dilakukan. Jumlah orbital hibrida sama dengan jumlah
orbital yang terlibat pada hibridisasi itu, sedangkan jumlah orbital yang
mengalami hibridisasi sama dengan jumlah domain elektron dalam molekul. Suatu
orbital 2s mempunyai energy lebih rendah dari pada orbital 2p. Secara rata-rata
elektron 2s terdapat lebih dekat ke inti daripada elektron 2p.
Dengan alasan ini, orbital hibrida dengan
proporsi karakter s yang lebih besar mempunyai energi yang lebih rendah dan berada
lebih dekat keinti dari pada orbital hibrida yang kurang karakter-s nya. Suatu
orbital hibrida sp adalah setengah s dengan setengah p, sehingga dapat
dikatakan bahwa orbital sp mempunyai 50% karakter s dan 50% karakter p. pada
ekstrem yang lain adalah orbital sp3, yang hanya mempunyai
seperempat atau 25% karakter s. Karena orbital sp mengandung lebih banyak
karakter s maka lebih dekat ke intinya. Ia membentuk ikatan yang lebih pendek
dan lebih kuat daripada orbital sp3 . Orbital sp2 adalah
perantara antara sp dan sp3 dalam karakter s-nya dan dalam panjang
serta kekuatan ikatan yang dibentuk.
1. Amina
Banyak gugus fungsi
penting dalam senyawa organic mengandung nitrogen atau oksigen. Secara
elektronika, nitrogen sama dengan karbon dan orbital atom dari nitrogen
berhibridasi menurut cara yang bersamaan dengan karbon.
Seperti yang
ditunjukkan diagram orbital ini, nitrogen dapat menghibridisasi keempat orbital
atom tingkat kedua menjadi empat orbital ikatan sp3 yang ekuivalen.
Namun demikian , perbedaan penting antara nitrogen dan karbon , karbon
mempunyai empat elektron untuk dibagikan
dalam empat orbital sp3 , sedangkan nitrogen mempunyai lima
elektron yang didistribusikan dalam empat orbital sp3 . Satu orbital
sp3 dari nitrogen diisi dengan sepasang elektron , dan nitrogen
dapat membentuk senyawa dengan hanya tiga ikatan kovalen terhadap atom lain.
Seperti halnya karbon , nitrogen ditemukan juga dalam senyawa organic dalam
keadaan hibrida sp2 dan sp.
Sekali lagi perbedaan penting antara nitrogen dan karbon adalah bahwa satu
orbital dari nitrogen terisi dengan sepasang electron menyendiri.
2. Air , alcohol dan eterhibrida sp3
Karena oksigen mempunyai enam electron
ikatan , ia membentuk dua ikatan kovalen dan mempunyai dua orbital terisi.
Air adalah contoh
senyawa yang mengandung oksigen, Seperti karbon dan nitrogen , oksigen
membentuk ikatan dengan orbital sp3. Sudut ikatan dalam air telah
ditentukan yaitu sebesar 104,50 dan bukan 109,50 yang
ideal. Diperkirakan bahwa orbital dengan electron menyendiri menekan sudut
ikatan H-O-H, seperti halnya orbital terisi dalam ammonia menekan sudut ikatan
H-N-H.
Ada sejumlah senyawa
organic yang mengandung atom oksigen sp3 . Untuk sekarang akan
ditinjau hanya dua yaitu alcohol dan eter : R-O-H dan R-O-R’. Ikatan terhadap
oksigen dalam alcohol dan eter adalah langsung analog dengan ikatan dalam air.
Dalam setiap keadaan , oksigen terhibridisasi sp3 dan mempunyai dua
pasang electron valensi memyendiri.
Gugus karbonil (C=O)
merupakan bagian dari berbagai macam gugus fungsi. Gugus fungsi dan golongann
senyawa ditentukan oleh atom lain yang terikat paa karbon karbonil. Gugus
karbonil mengandung atom karbon sp2 yang dihubungkan dengan atom
oksigen oleh ikatan rangkap. Orang cenderung berpendapat bahwa oksigen karbonil
berada dalam keadaan hibrida sp2 ,seperti halnya karbon kabonil.
Namun demikian ahli kimia tak terlalu yakin mengenai hobridisasi oksigen
karbonil, karena tidak ada sudut ikatan yang dapat di ukur.
Gugus karbonil lebih
polar dari pada gugus C-O dalam alcohol dan eter, alasanya yang mungkin untuk
pembesaran kepolaran ini adalah electron pi lebih mudah dan tertarik ke oksigen
yang elektronegatif dari pada electron sigma dari C-O. bila salah satu dari
atom terikat pada karbon karbonil adalah hydrogen , maka senyawa tersebut
adalah aldehida. Bila dua karbon terikat
pada karbon karbonil , maka senyawa nya adalah keton.
B.
ikatan rangkap
terkonjugasi
Ikatan rangkap konjugasi adalah ikatan
rangkap selang-seling dengan ikatan tunggal atau disebut juga elektronnya dapat
berpindah-pindah (terdelokalisasi). Ikatan rangkap keadaan yang terjadi
dalam senyawa tak jenuh yang didalam nya terdapat dua ikatan tunggal( satu
ikatan sigma dan ikatan pi)menghubungkan dua atom.
Ikatan rangkap terkonjugasi ialah ikatan
yang kedudukan nya di selang oleh satu ikatan tunggal seperti -CH=CH-CH=-CH.
Pengaturan kembali electron melalui orbital π, terutama dalam system konjugasi
atau senyawa organic yang atom-atomnya secara kovalen berikatan tunggal dan
ganda.
Sistem konjugasi terjadi
dalam senyawa organik yang atom-atomnya secara
kovalen berikatan tunggal dan ganda secara bergantian (C=C-C=C-C) dan
memengaruhi satu sama lainnya membentuk daerah delokalisasi
elektron. Elektron-elektron pada daerah delokalisasi ini bukanlah
milik salah satu atom, melainkan milik keseluruhan sistem konjugasi ini.
Contohnya, fenol (C6H5OH memiliki
sistem 6 elektron di atas dan di bawah cincin planarnya sekaligus di sekitar
gugus hidroksil.
C.
Benzena dan resonansi
1. Benzene
Benzena merupakan senyawa siklik dimana elektronnya
berkonjugasi. Benzene pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday dan
penelitian tersebut dilanjutkan oleh Eilhard Mitscherlich yang berhasil membuat
benzena melalui distilasi asam benzoat dan kapur. Mitscherlich memberi nama
senyawa tersebut dengan sebutan benzin. Benzene merupakan suatu senyawa
aromatic dengan rumus molekul C6H6. Di sebut senyawa
aromatic karena beberapa derivate atau turunan benzene yang banyak digunakan
berbau harum. mengenai struktur yang tepat untuk benzena selama beberapa waktu
setelah benzena ditemukan rumus kimia C6H6 tidak sesuai dengan kesepakatan
ilmuwan bahwa atom C dapat mengikat 4 atom dan atom H mengikat 1 atom. Masalah
ini akhirnya sedikit terpecahkan setelah menunggu selama 40 tahun. Ilmuwan
Jerman, Friedrich August Kekule mengusulkan agar struktur benzena berupa cincin
heksagonal.
Struktur benzena yang diusulkan Kekule tidak
mengandung ikatan rangkap karena benzena tidak bereaksi seperti halnya senyawa
hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap. Namun, struktur benzena ini
menimbulkan masalah karena atom C tidak taat asas. Berdasarkan kesepakatan, 1
atom C seharusnya mengikat 4 atom, sedangkan pada struktur yang diusulkan
Kekule atom C hanya mengikat 3 atom.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
bahwa setiap atom C pada cincin benzena memiliki sifat yang sama. Hal ini
ditentukan setelah para ilmuwan mengetahui bahwa semua ikatan antaratom C
memiliki panjang yang sama, yakni 140 pm (pikometer). Oleh karena semua atom C
memiliki fungsi yang sama, ikatan rangkap senantiasa berubah-ubah.
Tanda ↔ menyatakan bahwa senyawa benzena mengalami
resonansi
2.
Sifat fisik dan kimia benzena :
Sifat fisik
|
Sifat kimia
|
a. Benzena merupakan senyawa yang tidak berwarna.
b. Benzena berwujud cair pada suhu ruang (270C).
c. Titik didih benzena : 80,10C, Titik leleh benzena :
-5,50C
d. Benzena tidak dapat larut air tetapi larut dalam pelarut
nonpolar
e. Benzena merupakan cairan yang mudah terbakar
|
a. Benzena merupakan cairan yang mudah terbakar
b. Benzena lebih mudah mengalami reaksi substitusi
daripadaadisi
c. Halogenasi
d. Bersifat racun
|
3.
Reaksi pada senyawa
Benzena
Reaksi benzena umumnya melalui reaksi
substitusi, walaupun ada sebagian reaksi yang melalui reaksi adisi. Macam-macam
substitusi benzena di antaranya halogenasi benzena, nitrasi benzena, dan
reaksi riedel-crafts.
a.
Halogenasi
Dengan adanya katalis besi (III) klorida atau alumunium klorida, benzena
dapat bereaksi dengan klorin ataupun bromin membentuk senyawa halobenzena pada
suhu kamar.
b.
Nitrasi Benzena
Campuran asam nitrat
pekat dan asam sulfat pekat dengan volume sama dikenal sebagai campuran
nitrasi. Jika campuran ini ditambahkan ke dalam benzena, akan terjadi reaksi
eksotermal. Jika suhu dikendalikan pada 55°C maka hasil reaksi utama adalah
nitrobenzena, suatu cairan berwarna kuning pucat
c.
Alkilasi Benzena
Penambahan katalis
AlCl3 anhidrat dalam reaksi benzena dan haloalkana atau asam klorida akan
terjadi reaksi sangat eksotermis. Jenis reaksi ini dinamakan reaksi
Friedel-crafts.
d.
Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus
sulfonat. Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat
pekat sebagai pereaksi
Berdasarkan hasil analisis sinar-X maka
diusulkan bahwa ikatan rangkap pada molekul benzena tidak terlokalisasi pada
karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah (terdelokalisasi). Resonansi
terjadi karena adanya delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan
tunggal.
Bila suatu struktur molekul dapat
digambarkan oleh dua tau lebih rumus ikatan valensi yang berbeda hanya dalam
kedudukan electron (biasanya electron pi), tak ada dari rumus ini yang sesuai
sempurna dengan sifat kimia dan fisik senyawanya. Bila berbagai struktur
resonansi dapat ditulis untuk suatu senyawa, maka dapat diandaikan adanya
delokalisasi dari rapat electron. Pernyataan ini bener tentang semua struktur
aromatic, maupun untuk beberapa struktur lain yang akan disebut secara singkat.
Hal yang harus diperhatikan adalah, bahwa
lambang resonasi bukan struktur nyata dari suatu senyawa, tetapi merupakan
struktur khayalan. Sedangkan struktur nyatanya merupakan gabungan dari semua
struktur resonansinya
Teori resonansi dapat menerangkan mengapa
benzena sukar diadisi. Sebab, ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam benzena
terdelokalisasi dan membentuk semacam cincin yang kokoh terhadap serangan
kimia, sehingga tidak mudah diganggu. Oleh karena itulah reaksi yang umum pada
benzena adalah reaksi substitusi terhadap atom H tanpa mengganggu cincin
karbonnya.
KEGUNAAN BENZENA DANTURUNANNYA
Kegunaan benzena yang terpenting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa aromatik lainnya yang merupakan senyawa turunan benzena. Masing-masing dari senyawa turunan benzena tersebut memiliki kegunaan yang beragam bagi kehidupan manusia. Berikut ini beberapa senyawa turunan Benzena dan kegunaannya:
1. Toluena
Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar untuk membuat TNT (trinitotoluena), senyawa yang digunakan sebagai bahan peledak (dinamit).
2. Stirena
Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena melalui proses polimerisasi. Polistirena banyak digunakan untuk membuat insolator listrik, boneka, sol sepatu serta piring dan cangkir.
Struktur Polistirena
|
3. Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Anilina dapat diubah menjadi garam diazonium dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida.
Garam diazonium selanjutnya diubah menjadi berbagai macam zat warna. Salah satu contohnya adalah Red No.2 yang memiliki struktur sebagai berikut:
Struktur Zat Pewarna Red No.2
|
Red No.2 dulunya digunakan seabagai pewarna minuman, tetapi ternyata bersifat sebagai mutagen. Oleh karena itu, sekarang Red No.2 digunakan sebagai pewarna wol dan sutera.
4. Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta bahan baku pembuatan parfum karena memiliki bau yang khas. Benzaldehida dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal), untuk menghasilkan sinamaldehida (minyak kayu manis).
5. Fenol
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal sebagai karbol atau lisol yang berfungsi sebagai zat disenfektan.
6. Asam Benzoat dan Turunannya
Terdapat beberapa turunan dari asam benzoat yang tanpa kita sadari sering kita gunakan, diantaranya adalah:
• Asam asetil salisilat atau lebih dikenal dengan sebutan aspirin atau asetosal yang biasa digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit (analgesik) dan penurun panas (antipiretik). Oleh karena itu aspirin juga digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi, demam dan sakit jantung. Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan iritasi lapisan mukosa pada lambung sehingga menimbulkan sakit maag, gangguan ginjal, alergi, dan asma.
Asam asetil salisilat
|
• Natrium benzoat yang biasa ggunakan sebagai pengawet makanan dalam kaleng.
Natrium Benzoat
|
• Metil salisilat adalah komponen utama obat gosok atau minyak angin.
Metil Salisilat
|
• Asam tereftalat merupakan bahan serat sintetik polyester.
Asam Tereftalat
|
• Parasetamol (asetaminofen) memiliki fungsi yang sama dengan aspirin tetapi lebih aman bagi lambung. Hampir semua obat yang beredar dipasaran menggunakan zat aktif parasetamol. Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan ginjal dan hati.
Parasetamol
|
Diagram Kegunaan Benzena dan Turunannya:
DAMPAK BENZENA
Telah disebutkan bahwa benzena memiliki sifat racun atau kasinogenik, yaitu zat yang dapat membentuk kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya dalam tubuh manusia berlebih. Beberapa penelitian menunjukan bahwa benzena merupakan salah satu penyebab leukemia, penyakit kanker darah yang telah banyak menyebabkan kematian.
Dampak kesehatan akibat paparan Benzena berupa depresi pada sistim saraf pusat hingga kematian. Paparan Benzena antara 50–150 ppm dapat menyebabkan sakit kepala, kelesuan, dan perasaan mengantuk. Konsentrasi Benzena yang lebih tinggi dapat menyebabkan efek yang lebih parah, termasuk vertigo dan kehilangan kesadaran. Paparan sebesar 20.000 ppm selama 5 – 10 menit bersifat fatal dan paparan sebesar 7.500 ppm dapat menyebabkan keracunan jika terhirup selama 0,5 – 1 jam. Dampak yang ringan dapat berupa euforia, sakit kepala, muntah, gaya berjalan terhuyung-huyung, dan pingsan
Permasalahan:
mengapa orbital hibrida dengan proporsi karakter s yang lebih besar mempunyai energi yang lebih rendah dan berada lebih dekat keinti dari pada orbital hibrida yang kurang karakter-s nya.
Literatur :
Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan adanya ikatan rangkap. Tetapi ketika dilakukan uji bromin benzena tidak memperlihatkan sifat ketakjenuhan karena benzena tidak melunturkan warna dari air bromin. Mengapa demikian?
BalasHapusBerdasarkan hasil analisis, ikatan rangkap dua karbon-karbon pada benzena tidak terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah. Gejala ini disebut resonansi. Adanya resonansi pada benzena ini menyebabkan ikatan pada benzena menjadi stabil, sehingga ikatan rangkapnya tidak dapat diadisi oleh air brom
HapusSaya ingin bertanya,Dalam postingan anda Hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, mengapa demikian tolnong jelaskan,
BalasHapusTerima kasih,..
Hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, karena digunakan untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O. Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana.terimaksih:)
HapusSelamat malam shinthari. Setelah membaca postingan anda saya ingin bertanya, Menurut anda dari ketiga unsur yg di hibridisasi diatas, apakah bila semakin bertambah nomor atom Proses hibridisasinya semakin sulit atau tidak?
BalasHapusterima kash gea,,
Hapusmenurut saya tidak tergantung pada konfigurasi elektronnya, dan elektron valensi pada akhir dari konfigurasi elektron. Hibridisasi tidak hanya menyangkut tingkat energi, tetapi juga bentuk orbital gambar. Berdasarkan teori Hibridisasi, sebagai contoh C dengan 4 orbital hibrida sp3 (peletakan angka tiga merupakan pangkat dari sp), dapat membentuk 4 ikatan kovalen yang equivalen. Jadi, hibridisasi adalah peleburan orbital-orbital dari tingkat energi yang berbeda menjadi orbital-orbital yang setingkat.
BalasHapusselamat malam shinthari, saya ingin bertanya mengapa Gugus karbonil lebih polar dari pada gugus C-O dalam alcohol dan eter?
terima kasih indah,,
HapusGugus karbonil lebih polar dari pada gugus C-O dalam alcohol dan eter, alasanya yang mungkin untuk pembesaran kepolaran ini adalah electron pi lebih mudah dan tertarik ke oksigen yang elektronegatif dari pada electron sigma dari C-O. bila salah satu dari atom terikat pada karbon karbonil adalah hydrogen , maka senyawa tersebut adalah aldehida. Bila dua karbon terikat pada karbon karbonil , maka senyawa nya adalah keton.
mau menambahkan, Dengan adanya teori gelombang dari elektron, maka kedudukan elektron sekeliling inti tak tertentu. Hal ini tercakup dalam Prinsip Ketaktentuan Heisenberg. Dalam tahun 1927 Heisenberg menunjukkan, bahwa nilai sepanjang pengamatan khas tak dapat ditentukan secara simultan dengan ketelitian tinggi. Contohnya adalah pasangan momentum dan kedudukan, dan pasangan energi dan waktu. Batas dalam ketelitian pengukuran fisik tertentu dinyatakan oleh hubungan:
BalasHapus∆q . ∆p > ħ/2 (2-4)
∆E . ∆t > ħ/2 (2-5)
ħ = h/2π; ∆q, ∆p, ∆E, ∆t ketaktentuan adalah berturut-turut dari kedudukan, momentum, energi dan waktu. Karena nilai ħ kecil, maka ketaktentuan ini tak dapat diamati untuk benda besar, tetapi sangat berarti bagi elektron, atom, dan molekul. Jadi ketaktentuan dari kedudukan elektron akan membawa serta ketaktentuan dalam momentum, sesuai dengan persamaan (2-4). Kedudukan dan momentum dari elektron memberikan informasi mengenai kebolehjadian menemukan elektron di sekeliling inti.
Keterbatasan dalam pengukuran tingkat energi elektron dalam atom dapat ditunjukkan sebagai berikut. Andaikan atom tereksitasi mengemisi radiasi elektromagnetik dan berpindah ke tingkat yang lebih stabil, maka atom-atom ini berumur panjang dan garis spektrumnya tajam. Bila atom tereksitasi berumur pendek, maka radiasi elektromagnetik mencakup daerah yang lebar dan garis kurang tajam. Nilai ketaktentuan ∆t lebih kecil dan ∆E besar karena perhubungan dengan ∆v lewat persamaan ∆E = h/∆v.
terima kasih banyak atas tambahan materinya yulisa :)
HapusKenapa Struktur benzena yang diusulkan Kekule tidak mengandung ikatan rangkap?
BalasHapusStruktur benzena yang diusulkan Kekule tidak mengandung ikatan rangkap karena benzena tidak bereaksi seperti halnya senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap. Namun, struktur benzena ini menimbulkan masalah karena atom C tidak taat asas. Berdasarkan kesepakatan, 1 atom C seharusnya mengikat 4 atom, sedangkan pada struktur yang diusulkan Kekule atom C hanya mengikat 3 atom.
Hapus