Jumat, 27 Oktober 2017

alkohol, eter dan senyawa yang terkait

Alkohol, Eter, Aldehid, Keton, Asam Karboksilat dan Ester

Gugus fungsi adalah bagian yang paling reaktif dari suatu senyawa, sehingga gugus fungsi dapat menjadi ciri dari suatu senyawa. Gugus fungsi
Gugus Fungsi Nama
-OH Hidroksi
-OR Alkoksi
-X Halida
-CHO Aldehid
-CO- Keton
-SO3H Sulfonat
-COOH Asam karboksilat
-COO-R Ester

Alkohol (Alkanol) dan Eter (Alkoksi Alkana)

              Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
            Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain. 
  Struktur alkohol
            Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Alkohol primer paling sederhana adalah metanol. Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah 2-propanol, dan alkohol tersier paling sederhana adalah 2-metil-2-propanol.
             Alkohol dan eter memiliki rumus molekul yang sama, yaitu CnH2n+2O. Yang membedakan alkohol dengan eter adalah gugus fungsi yang dimiliki. Gugus fungsi alkohol adalah hidroksi, -OH. Gugus fungsi eter adalah alkoksi, -OR.
Bila diperhatikan dalam rumus struktur alkohol dan eter akan ditemukan R, R adalah lambang rantai karbon (alkil), R dalam alkohol dan eter tidak dapat diganti dengan H.

Struktur Alkil

Masih bingung dengan struktur alkil? Nah diagram ini semoga membantu.

Penamaan Senyawa Alkohol

Trivial IUPAC
Penamaan alkohol secara trivial dengan menyebut nama alkil kemudian diikuti kata alkohol. Penamaan alkohol secara IUPAC sama dengan nama alkana, hanya diberi akhiran –ol.
Nama senyawa ini adalah isopropil alkohol Nama senyawa ini adalah 2-metil-1-propanol

Penggolongan Alkohol

  1. Alkohol primer
    • Alkohol primer adalah alkohol yang gugus –OH nya terikat pada atom C yang mengikat satu atom C yang lain.
    • Alkohol primer dapat teroksidasi menjadi aldehid, dan pada oksidasi tahap berikutnya aldehid akan menghasilkan asam alkanoat.
    • Ciri-ciri alkohol primer adalah
      • Namanya berakhiran 1-ol
      • Gugus –OH selalu terikat pada CH2.
  2. Alkohol Sekunder
    • Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH nya terikat pada atom C yang mengikat dua atom C yang lain.<.li>
    • Alkohol sekunder dapat teroksidasi menjadi alkanon.

      • Ciri-ciri alkohol sekunder adalah
      • Namanya tidak berakhiran 1-ol.
      • Namanya tidak mengandung n-il-n-ol (nomor –il dan nomor –ol yang sama).
      • Gugus –OH selalu terikat pada CH.
  3. Alkohol Tersier
    • Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH nya terikat pada atom C yang mengikat tiga atom C yang lain.
    • Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.
    • Namanya mengandung n-il-n-ol (nomor –il dan nomor –ol yang sama).
    • Gugus –OH selalu terikat pada C.

SIFAT-SIFAT ALKOHOL

     A. Sifat Fisik
a.  Tiga suku pertama alkohol (metanol, etanol, dan propanol) mudah larut dalam air dengan semua perbandingan. Alkohol merupakan cairan tidak berwarna (jernih) dan berbau khas.
b. Titik cair dan titik didihnya meningkat sesuai dengan bertambahnya Mr alkanol.
c.  Alkohol rantai pendek bersifat polar sehingga dengan baik larut dalam air serta memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan alkena. dalam hal kepolaran dan titik didih,  alkohol rantai pendek memiliki kemiripan sifat dengan air. 
     B. Sifat Kimia
a.  Ikatan Hidrogen
Antarmolekul hidrogen terdapat ikatan hidrogen.
b. Kepolaran
Alkohol bersifat polar karena memiliki gugus OH. Kepolaran alkohol akan makin kecil jika suhunya makin tinggi.
c.  Reaksi Dengan Logam
Alkohol kering dapat bereaksi dengan logam K dan Na.
d. Oksidasi
Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan menggunakan oksidator, tetapi alkohol tersier tidak.

  Beberapa alkohol yang bernilai komersial

Metanol
            Metanol (metil alkohol) pada mulanya dibuat dari pembakaran kayu tanpa udara, sehingga disebut alkohol kayu (wood alcohol). Metanol dikenal sangat toxic, menyebabkan kebutaan, dan kematian. Metanol umumnya digunakan sebagai pelarut, bahan bakar, maupun bahan dasar sistesis senyawa organik yang lainnya.
Saat ini metanol dibuat dari reaksi katalitik dari gas karbon monoksida dengan hidrogen. Dalam reaksi ini diperlukan suhu 300 -400 oC, tekanan 200-300 atm, menggunakan katalis ZnO-Cr2O3.
CO    + 2 H2                                       CH3OH
Etanol
            Etanol pertama kali dikenal sebagai hasil fermentasi buah-buahan, sehingga etanol banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman. Etanol bersifat kurang toxik dibandingkan dengan metanol, tetapi jika digunakan berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan saraf. Etanol banyak dibuat dengan mengfermentasikan bahan-bahan yang mengandung glukosa dengan ragi, yang akan mengubah glukosa dalam keadaan an aerob membentuk etanol. Dalam proses fermentasi tersebut dapat dihasilkan 12-15 persen alkohol. Untuk meningkatkan konsentrasi alkohol selanjutnya dilakukan destilasi, sehingga diperoleh alkohol dengan konsentrasi 40-50 persen.
            C6H12O6                                                      2 C2H5OH    +  2 CO2
Campuran etanol 95% dan 5 % air disebut azeotrop, yang memiliki titik didik yang lebih rendah dari etanol (78,15 oC), etanol murni mempunyai titik didih 78,3 oC. Etanol absolut (100 %) dapat diperoleh dengan menambahkan kalsium oksida (CaO) pada campuran azeotrop.
            Secara komersial etanol dibuat di industri dari gas etilen dengan air pada tekanan tinggi (100-300atm), suhu tinggi (300 oC), dan katalis P2O5.

            CH2=CH2   +  H2O                               CH3CH2OH         

 Kegunaan alkohol
Pengawet
            Alkohol juga dapat digunakan sebagai pengawet untuk hewan koleksi (yang ukurannya kecil).
     b. Otomotif
            Alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar otomotif. Etanol dan metanoldapat dibuat untuk membakar lebih bersih dibanding bensin atau diesel. Alkohol dapat digunakan sebagai antibeku pada radiator. Untuk menambah penampilan mesin pembakaran dalam, metanol dapat disuntikan kedalam mesin Turbochargerdan Supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara kedalam pipa masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih padat.


Struktur dan ikatan eter

Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3). Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.

Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak C-O sekitar 140 pm. Sawar rotasi ikatan C-O sangatlah rendah. Menurut teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen pada senyawa eter adalah sp3.
            Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang berada pada posisi alfa relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada hidrogen senyawa hidrokarbon. Walau demikian, hidrogen ini kurang asam dibandingkan dengan alfa hidrogen keton.

Penamaan Eter

Trivial IUPAC
Nama trivial eter adalah alkil alkil eter. Nama IUPAC eter adalah alkoksi alkana.
Alkoksi adalah gugus O-R’, R’ dalam gugus O-R’ adalah gugus rantai karbon yang pendek.
etil butil eter.
1-etoksi butana.

Sifat-sifat fisika
Molekul-molekul eter tidak dapat berikatan hidrogen dengan sesamanya, sehingga mengakibatkan senyawa eter memiliki titik didih yang relatif rendah dibandingkan dengan alkohol.
Eter bersifat sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110 derajat, sehingga dipol C-O tidak dapat meniadakan satu sama lainnya. Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester, ataupun amida. walau demikian, keberadaan dua pasangan elektron menyendiri pada atom oksigen eter, memungkinkan eter berikatan hidrogen dengan molekul air.Eter dapat dipisahkan secara sempurna melalui destilasi.
Eter siklik seperti tetrahidrofuran dan 1,4-dioksana sangat larut dalam air karena atom oksigennya lebih terpapar ikatan hidrogen dibandingkan dengan eter-eteralifatik lainnya.
Beberapa alkil eter
Eter
Struktur
Titik lebur (°C)
Titidk didih (°C)
Kelarutan dalam 1 L H2O
Momen dipol (D)
CH3-O-CH3
-138,5
-23,0
70 g
1,30
CH3CH2-O-CH2CH3
-116,3
34,4
69 g
1,14
O(CH2)4
-108,4
66,0
Larut pada semua perbandingan
1,74
O(C2H4)2O
11,8
101,3
Larut pada semua perbandingan
0,45
Reaksi
            Eter secara umumnya memiliki reaktivitas kimia yang rendah, walaupun ia lebih reaktif daripada alkana. Beberapa contoh reaksi penting eter adalah sebagai berikut.[2]
Pembelahan eter
            Walaupun eter tahan terhadap hidrolisis, ia dapat dibelah oleh asam-asam mineral seperi asam bromat dan asam iodatAsam klorida hanya membelah eter dengan sangat lambat. Metil eter umumnya akan menghasilkan metil halida:
ROCH3 + HBr → CH3Br + ROH
Reaksi ini berjalan via zat antara onium, yaitu [RO(H)CH3]+Br-.
            Beberapa jenis eter dapat terbelah dengan cepat menggunakan boron tribomida (dalam beberapa kasusaluminium klorida juga dapat digunakan) dan menghasilkan alkil bromida. Berganting pada substituennya, beberapa eter dapat dibelah menggunakan berbagai jenis reagen seperti basa kuat.
Pembentukan peroksida
            Eter primer dan sekunder dengan gugus CH di sebelah oksigen eter, dapat membentuk peroksida, misalnya dietil eter peroksida. Reaksi ini memerlukan oksigen (ataupun udaara), dan dipercepat oleh cahaya, katalis logam, dan aldehida. Peroksida yang dihasilkan dapat meledak. Oleh karena ini, diisopropil eter dantetrahidrofuran jarang digunakan sebagaipelarut.
Sebagai basa Lewis
            Eter dapat berperan sebagai basa Lewis maupun basa Bronsted. Asam kuat dapat memprotonasi oksigen, menghasilkan "ion onium". Contohnya, dietil eter dapat membentuk kompleks dengan boron trifluorida, yaitu dietil eterat (BF3.OEt2). Eter juga berkooridasi dengan Mg(II) dalamreagen Grignard. Polieter (misalnya eter mahkoya) dapat mengikat logam dengan sangat kuat.
Sintesis
            Eter dapat disintesis melalui beberapa cara:
Dehidrasi alkohol
     Dehidrasi senyawa alkohol dapat menghasilkan eter:
2 R-OH → R-O-R + H2O
Reaksi ini memerlukan temperatur yang tinggi (sekitar 125 °C). Reaksi ini dikatalisis oleh asam, biasanya asam sulfat. Metode ini efektif untukn menghasilkan eter simetris, namun tidak dapat digunakan untuk menghasilkan eter tak simetris. Dietil eter dihasilkan dari etanol menggunakan metode ini. Eter siklik dapat pula dihasilkan menggunakan metode ini.
Sintesis eter Williamson
Eter dapat pula dibuat melalui substitusi nukleofilik alkil halida oleh alkoksida
R-ONa + R'-X → R-O-R' + NaX
Reaksi ini dinamakan sintesis eter Williamson. Reaksi ini melibatkan penggunaan alkohol dengan basa kuat, menghasilkan alkoksida, yang diikuti oleh adisi pada senyawa alifatik terkait yang memiliki gugus lepas (R-X). Gugus lepas tersebut dapat berupa iodidabromida, maupun sulfonat. Metode ini biasanya tidak bekerja dengan baik dengan aril halida (misalnya bromobenzena). Reaksi ini menghasilkan rendemen reaksi yang tinggi untuk halida primer. Halida sekunder dan tersier sangat rawan menjalani reaksi eliminasi E2 seketika berpaparan dengan anion alkoksida yang sangat basa.
Dalam reaksi lainnya yang terkait, alkil halida menjalani substitusi nukleofilik olehfenoksida. R-X tidak dapat digunakan untuk bereaksi dengan alkohol. Namun, fenoldapat digunakan untuk menggantikan alkohol. Oleh karena fenol bersifat asam, ia dapat bereaksi dengan basa kuat sepertinatrium hidroksida, membentuk ion fenoksida. Ion fenoksida ini kemudian mensubstitusi gugus -X pada alkil halida, menghasilkan eter dengan gugus aril yang melekat padanya melalui mekanisme reaksi SN2.
C6H5OH + OH- → C6H5-O- + H2O
C6H5-O- + R-X → C6H5OR
Kondensasi Ullmann
            Kondensasi Ullmann mirip dengan metode Williamson, kecuali substratnya adalah aril halida. Reaksi ini umumnya memerlukan katalis, misalnya tembaga.
Adisi elektrofilik alkohol ke alkena
            Alkohol dapat melakukan reaksi adisi dengan alkena yang diaktivasi secara elektrofilik.
R2C=CR2 + R-OH → R2CH-C(-O-R)-R2
Katalis asam diperlukan agar reaksi ini dapat berjalan. Biasanya merkuri trifluoroasetat (Hg(OCOCF3)2) digunakan sebagai katalis.
Pembuatan epoksida
            Epoksida biasanya dibuat melalui oksidasi alkena. Eposida yang paling penting dalam industri adalah etilena oksida, yang dihasilkan melalui oksidasi etilena dengan oksigen. Epoksida lainnya dapat dihasilkan melalui dua cara:
Beberapa eter penting
Struktur kimia dari etilena oksida
Eter siklik yang paling sederhana.
Struktur kimia dari dimetil eter
Merupakan propelan pada aerosol. Merupakan bahan bakar alternatif yang potensial untukmesin dieselkarena mempunyai bilangan cetansebesar 56-57.
Struktur kimia dari dietil eter
Merupakan pelarut umum pada suhu rendah (b.p. 34.6°C), dan dulunya merupakan zatanestetik. Digunakan sebagai cairan starter kontak pada mesin diesel.
Struktur kimia dari dimetoksimetana
Pelarut pada suhu tinggi (b.p. 85°C):
Struktur kimia dari dioksana
Merupakan eter siklik dan pelarut pada suhu tinggi (b.p. 101.1°C).
Struktur kimia dari THF
Eter siklik, salah satu eter yang bersifat paling polar yang digunakan sebagai pelarut.
Struktur kimia dari anisol
Anisol(metoksibenzena)
Merupakan eter aril dan komponen utamaminyak esensialpada biji adas manis.
Struktur kimia dari 18-crown-6
Polieter siklik yang digunakan sebagai katalis transfer fase.
Struktur kimia dari polietilen glikol
Merupakan polieter linear, digunakan padakosmetik danfarmasi.

Aldehid dan Keton

            Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen. Aldehid berasal dari “alkohol dehidrogenatum“. (cara sintesisnya).
           Aldehid termasuk senyawa yang sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti -OH atau -Cl yang terikat langsung pada atom karbon di gugus karbonil - seperti yang bisa ditemukan misalnya pada asam-asam karboksilat yang mengandung gugus -COOH.
Pada aldehid, gugus karbonil memiliki satu atom hidrogen yang terikat padanya bersama dengan salah satu dari gugus atom hidrogen lain atau, yang lebih umum, sebuah gugus hidrokarbon yang bisa berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen.
           Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah gugus karbonil (O=C)yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa kimia yang mengandung gugus karbonil. Keton memiliki rumus umum: R1(CO)R2. Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton dari asam karboksilat, aldehida, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya. Ikatan ganda gugus karbonil membedakan keton dari alkoholdan eter. Keton yang paling sederhana adalah aseton (secara sistematis dinamakan 2-propanon).
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil (C=O) terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau sebuah alkil dan sebuah aril. Sifat-sifat sama dengan aldehid.
          Aldehid (alkanal) dan keton (alkanon) memiliki rumus molekul yang sama, yaitu CnH2nO. Yang membedakan aldehid dengan keton adalah gugus fungsi yang dimiliki. Gugus fungsi aldehid adalah -CHO di ujung. Gugus fungsi keton adalah –CO- di tengah.

Penamaan Aldehid

  • Menurut IUPAC, aldehid diberi nama mirip dengan alkana, diberi akhiran –al.
  • Secara trivial, aldehid dinamakan dengan nama aldehid.
  • Contoh:
Tabel nama-nama trivial aldehid yang sering didengar dalam kehidupan sehari-hari
Senyawa Aldehid Nama
CH2O Formaldehida
C2H4O Asetaldehida
C3H6O Propionaldehida
C4H8O Butiraldehida
C5H10O Valeraldehida
C6H12O Kaproaldehida

Penamaan Keton

  • Menurut IUPAC, keton diberi nama seperti alkana, diberi akhiran –on.
  • Secara trivial, keton diberi nama alkil-alkil-keton.
  • Contoh:

Asam Karboksilat dan Ester

          Asam karboksilat merupakan golongan senyawa karbon yang mempunyai gugus fungsional –COOH yang disebut gugus karboksil. 

          Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengkonsumsi berbagai macam minuman rasa buah yang ungkin kebanyakan tidak benar-benar berasal dari buah asli tetapi hanya dicampuri essens (aroma buah). Essens terbuat dari senyawa ester yang aromanya bermacam-macam tergantung ester penyusunnya.

           Asam karboksilat (asam alkanoat) dan ester (alkil alkanoat) memiliki rumus molekul yang sama, yaitu CnH2nO2. Yang membedakan asam karboksilat dengan ester adalah gugus fungsi yang dimiliki. Gugus fungsi asam karboksilat adalah -COOH di ujung. Gugus fungsi ester adalah –COO-R.

Penamaan Asam Alkanoat (Asam karboksilat)

  • Menurut IUPAC, penamaan asam karboksilat, mirip dengan penamaan alkana, diberi awalan kata asam dan akhiran –oat.
  • Sementara untuk penamaan trivial tidak pola tertentu.
  • Contoh:
Tabel nama-nama trivial asam karboksilat yang sering didengar dalam kehidupan sehari-hari
Rumus Asam Karboksilat Nama
HCOOH Asam format (asam semut)
H3CCOOH Asam asetat (asam cuka)
H5C2COOH Asam propionat
H7C3COOH Asam butirat
H9C4COOH Asam valerat
H11C5COOH Asam kaproat

Penamaan Ester

  • Menurut IUPAC, penamaan ester menggunakan nama alkil alkanoat.
  • Pada ester, gugus alkil yang menempel pada C, bisa digantikan atom hidrogen, seperti terlihat pada gambar ini:
  • Secara trivial, ester diberi nama dengan alkil alkil ester


  • Permasalahan:
    Mengapa dalam hal kepolaran dan titik didih, alkohol yang memiliki rantai pendek bisa mempunyai kemiripan sifat dengan air?